Tahukah kau bahwa di Arab Saudi kadal menjadi buruan karena yaitu salah satu makanan unggulan.
Tetapi kadal yang dimaksud bukanlah seperti kadal pada biasanya yang sering kita temui.
Hewan dengan nama latin Uromastyx aegyptia dan awam disebut dhab ini banyak hidup di tempat gurun seperti di Mesir, Libya dan seluruh kawasan gurun Timur Tengah.
Dhab termasuk hewan pemalu dan lebih sering berdiam diri di sarangnya. Mereka akan keluar dikala mencari makanan.
Dhab mempunyai format tubuh mirip hewan reptil lain, berkaki empat serta mempunyai ekor panjang.
Banyak orang menyangka dhab sama dengan biawak meski dua reptil ini berbeda.
Dhab termasuk herbifora yang mengonsumsi rumput-rumputan dan tumbuhan hijau lainnya. Sesekali dhab juga makan serangga seperti belalang.
Pola makan inilah yang membedakan dhab dengan biawak. Biawak cenderung memakan daging seperti tikus, burung dan hewan lain yang ukuran tubuhnya lebih kecil.
Uniknya, dhab jarang meraba air karena hewan ini memang tak menyukai air.
Faktanya rasa daging dhab paling sedap dikala diburu dikala musim semi. Dhab menyantap tanaman segar yang kemudian memberi pengaruh rasa dagingnya menjadi sungguh-sungguh lezat. Daging dhab awam diciptakan campuran pada nasi atau dimakan bersama roti
Klasifikasi hewan yang tergolong reptilia mempunyai beraneka variasi layak dengan habitat dan makanannya. Hewan reptil hal yang demikian seperti buaya, kadal, tokek, dan dhab (hewan sejenis biawak).
Dalam Islam, mengonsumsi makanan seharusnya melihat halal dan haramnya. Terdapat sejumlah riwayat yang menjelaskan tentang tata tertib mengonsumsi daging reptil, terutama dhab.
Menurut Hadist Riwayat
Sebuah hadis dari Ibnu Umar ra, Nabi Muhammad saw bersabda, “Saya tak pernah memakan dhab, tapi aku tak melarangnya (tak haram).” (HR. Bukhari)
Ada pula dalam riwayat lain dari Abdullah bin Abbas, dari Khalid bin Walid bahwasanya ia pernah bersama Rasulullah saw masuk ke rumah Maimunah.
Kemudian dibawakan kepada Rasulullah saw daging dhab panggang. Rasulullah saw sempat melayangkan tangannya ke arah daging hal yang demikian. Setelah itu sebagian kaum perempuan berkata, “Beri tahu Rasulullah atas apa yang akan dimakannya.”
Lalu para sahabat berujar, “Duhai Rasulullah, itu yaitu daging dhab.” Rasulullah saw malahan lantas mengangkat tangannya.
Saya (Khalid) kemudian bertanya, “Apakah daging ini haram wahai Rasulullah?”
Rasulullah saw bersabda, “Tak, akan tapi hewan ini tak ada di tanah kaumku dan aku membiarkannya.” (HR. Bukhari)
Hanya saja, ada perbedaan antara dhab dan biawak meski sekilas tampak mirip.
Dalam Hasyiyah Al-Qalyubi ‘ala Syarh al-Minhaaj digambarkan tentang ciri-ciri dhab yang ternyata berbeda dengan biawak.
“Dhab yaitu hewan yang mirip biawak, mampu hidup sekitar 700 tahun, hewan ini tak minum air dan ia kencing sekali dalam 40 hari. Betinanya mempunyai dua alat kelamin betina dan yang jantan malahan juga mempunyai dua alat kelamin jantan.”
Sementara biawak yang sering ditemui di Indonesia berdasarkan para ulama yaitu haram. Karena, biawak hal yang demikian tergolong hewan yang mampu hidup di dua alam (air dan darat), juga yaitu bintang predator yang membahayakan.
Wallahu a’lam.